Bahaya Nikah Muda Bagi Anak Sekolah

Yayuk Amirotin (Duki No. 126)
SDN Wlingi 01, Blitar – Jawa Timur

Mendengar kata “nikah,” apa yang terlintas dalam bayangan Anda?Apakah kebahagiaan, mempunyai rumah sendiri, gambaran hidup selalu romantis berdua, atau sebuah pesta dengan pelaminan yang indah?Apapun jawaban Anda, pernikahan merupakan sebuah ikatan suci dan sakral antara laki-laki dan perempuan untuk menjadi sepasang suami istri. Pernikahan memang sangat penting dalam hidup. Adanya pernikahan, membuat sebuah hubungan diakui oleh masyarakat dan negara.

Sebuah pernikahan bukan hanya tentang cinta, tetapi lebih kepada persiapan dan kesiapan lahir dan batin. Bagaimana dengan nikah muda?Apa bahayanya nikah muda bagi sebuah pasangan usia anak sekolah?Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019, yang dimaksud nikah muda adalah pernikahan yang dilakukan orang berusia kurang dari 19 tahun. Sedangkan menurut UNICEF, nikah muda merupakan ikatan pernikahan antara laki-laki dan perempuan saat salah satu atau keduanya baru menginjak 18 tahun atau kurang.

Nikah muda menjadi salah satu persoalan yang harus dilakukan upaya untuk mengatasinya karena nikah muda mengakibatkan berbagai dampak negatif bagi individu maupun negara. Nikah muda atau pernikahan dini ini memiliki berbagai dampak negatif dan bahaya baik secara biologis maupun psikologis.

Berikut  10 bahaya nikah muda bagi pasangan usia sekolah:

  1. Kehilangan Masa Muda
    Segala aktivitas menyenangkan di masa muda akan hilang dengan Anda menikah muda. Padahal usia muda merupakan usia yang menyenangkan untuk berkumpul dengan teman, jalan-jalan, dan pencarian jati diri. Dengan menikah muda, Anda kehilangan masa muda karena mempunyai tanggung jawab baru sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga.
  2. Mengorbankan Pendidikan dan Karir
    Sebagai orang muda, seharusnya Anda mempunyai karir yang gemilang dan keuangan yang stabil dengan pendidikan yang sesuai. Akan tetapi, dengan menikah muda usia sekolah, harapan dan impian Anda akan pupus sebab yang ada adalah putus sekolah. Tentu ini akan berdampak pada karir dan ekonomi sehingga meningkatkan angka kemiskinan.
  3. Minder dan Menutup Diri dari Pergaulan
    Saat teman-teman Anda berhasil meraih karir dan pekerjaan layak, tentu ada sebuah perasaan kurang percaya diri pada Anda. Anda akan merasa tersisih dari pergaulan maupun komunitas yang Anda ikuti sebelumnya.
  4. Pemikiran Belum Matang
    Kedewasaan seseorang tidak hanya didasarkan pada usia, tetapi lebih kepada pemikiran dan tindakan. Dalam pernikahan, setiap laki-laki dan perempuan sering mempunyai pemikiran berbeda. Adanya perbedaan dalam nikah muda ini dapat memicu sebuah pertengkaran, sebab emosi dan pemikiran masih labil, belum bisa mengontrol serta mengelola emosi dengan baik.
  5. Tidak Mandiri dan Merepotkan Orang Tua
    Karena masih usia sekolah, tentunya Anda belum mempunyai banyak persiapan maupun pengalaman bagaimana harus mengurus rumah tangga,menjadi imam keluarga, menghidupi keluarga dengan penghasilan sendiri, bahkan mengurus anak yang masih bayi. Selain itu, mayoritas pasangan nikah muda masih bertempat tinggal atau menjadi satu dengan orang tua. Tentu ini akan sangat merepotkan orang tua sebab kehidupan Anda masih bergantung dan mengandalkan orang tua.
  6. Risiko Kesehatan
    Pada usia sekolah maupun remaja, sistem reproduksi perempuan belum sepenuhnya matang. Apabila pada usia tersebut mengalami kehamilan, rahimnya belum begitu kuat sehingga berisiko keguguran, pendarahan, kelahiran prematur, kematian ibu maupun bayi serta penyakit kanker serviks sangat tinggi.
  7. Kekerasan dalam Rumah Tangga
    Perempuan yang menikah muda tanpa latar pendidikan yang baik rawan mengalami kekerasan dalam rumah tangga sebab dianggap rendah dan kurang dihargai. Kekerasan yang dilakukan dapat berupa fisik maupun psikis. Kekerasan fisik misalnya sering dipukul dan ditampar. Sedangkan kekerasan psikis misalnya sering dilecehkan, kurang dihargai dalam pembicaraan, dan diumpat dengan kata-kata kasar.
  8. Rentan Stress dan Sakit-Sakitan
    Pasangan nikah muda usia sekolah tanpa memiliki persiapan yang matang lebih rentan mengalami stress. Adanya permasalahan rumah tangga yang tak kunjung usai, hutang di mana-mana akibat kemiskinan membuat individu tidak dapat berpikir jernih sehingga berakibat depresi yang dapat membahayakan nyawa diri sendiri maupun anggota keluarga. 
  9. Rawan Perceraian
    Pada anak usia sekolah, emosi dan pemikiran masih belum stabil sehingga masing-masing individu masih mengedepankan emosi dan pemikirannya. Apa yang menjadi pemikiran dan pendapatnya dianggap benar. Perasaan mengalah dan mau mengerti terhadap pasangan belum sepenuhnya terbentuk sehingga sering menimbulkan pertengkaran. Hal itu terjadi karena proses pembelajaran remaja menjadi individu dewasa belum selesai Selain iu, pertengkaran juga bisa ditimbulkan karena adanya kesulitan ekonomi, kemiskinan, maupun perselingkuhan. Hal ini jika terjadi terus-menerus dapat berdampak keada perceraian.

Setelah mengetahui dampak buruk dan bahaya menikah muda usia sekolah, jangan sampai Anda terjerumus ke dalam bahaya tersebut. Anda adalah generasi emas yang mempunyai karir gemilang sekaligus cita-cita mulia.

Berikut upaya yang dilakukan agar Anda tidak terjerumus nikah muda usia sekolah:

  1. Mengerti Tujuan Hidup
    Mengerti tujuan hidup itu perlu ditanamkan ke dalam diri masing-masing. Manusia diciptakan di muka bumi adalah untuk beribadah kepada Tuhan Yang maha Esa. Dengan mengerti tujuan hidup, tentu kita akan kuat dalam menghadapi suatu masalah.
  2. Mempunyai Cita-Cita Mulia
    Ibarat sebuah mobil, cita-cita adalah sebuah tempat yang akan dituju. Dengan mempunyai cita-cita mulia, kita akan mempunyai harapan dan motivasi guna mencapai cita-cita tersebut. Hal-hal yang dapat menghambat cita-cita, misalnya pergaulan bebas dengan lawan jenis harus dihindari.
  3. Berpikiran Terbuka
    Berpikiran terbuka diperlukan dalam kehidupan. Berpikiran terbuka dalam menerima kritik dan nasihat baik dari orang tua, sahabat, dan guru. Apabila kita mengalami kekecewaan, kita harus segera bangkit menghadapi permasalahan kita.
  4. Mengembangkan Potensi Diri dan Kreativitas
    Mengetahui potensi diri itu sangat penting. Potensi apa yang kita punyai dan bagaimana cara mengembangkannya. Dengan kesibukan yang kita miliki, kreativitas yang kita ciptakan tentu akan membawa karir yang gemilang yang dapat membanggakan diri sendiri dan orang tua.
  5. Memperdalam Agama dan Lebih Mendekatkan Diri kepada Tuhan Yang maha Esa
    Dengan memperdalam ajaran agama, kita mempunyai sebuah dinding atau pagar sebagai pembatas tentang hal-hal yang boleh dilakukan dan yang harus dihindari. Misalnya dalam ajaran Islam, bahwa pacaran itu tidak diperbolehkan karena lama-kelamaan akan menjerumus ke arah maksiat. Jika kita mempunyai keyakinan  agama yang kuat, maka hal-hal yang dilarang agama tersebut dapat kita hindari dengan baik.
  6. Menghindari Pergaulan Bebas
    Pergaulan bebas berdampak negatif terhadap remaja dan anak usia sekolah. Dalam pergaulan bebas, tidak ada lagi batas-batas aturan antara laki-laki dan perempuan, kurang menghargai waktu serta hilangnya etika dan norma dalam masyarakat.

Masih banyak kegiatan positif lainnya yang dapat Anda lakukan untuk menghindari nikah muda. Persiapkan dan bekali diri dengan pendidikan, karir, dan ekonomi yang mapan agar kelak dapat membangun sebuah ikatan keluarga yang sakinah, harmonis serta melahirkan generasi yang tangguh.

BIODATA PENULIS

Yayuk Amirotin, pengagum nuansa pagi berkabut. Di pekatnya kabut akan menjelma bait-bait rindu, membangkitkan kenangan-kenangan manis dan menumbuhkan asa-asa terpendam. Jika kabut pagi datang, hati pun riang.

 Putri Ibu Suwani ini suka menulis cerpen serta mencipta puisi. Puisi yang paling ia sukai berjudul “Jalan Tuhan.” Pemilik akun Facebook Akbar Yayuk Amirotin, Yayuk Amirotin (Instagram dan  blog http://akbaralfaradia.blogspot.com/ ini sehari-hari bekerja di UPT SDN Wlingi 01. Wanita yang aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) Blitar ini juga aktif mengikuti event-event puisi dan cerpen untuk menyumbangkan karya-karyanya sebagai kontributor terpilih