Debrine Stefany, S.Pd (Duki No. 148)
SDN Cenlecen 1 – Pamekasan
REVIEW KOMIK “Learning to Love”
Komik yang menceritakan tentang “Learning to Love” mengandung pesan moral terhadap peserta didik di sekolah maupun di rumah. Dalam komik tersebut berisi 15 halaman. Pemeran tokoh dalam komik ada enam yaitu Amelia, Sita, Meri, Lili, Bapak Petugas Kebersihan, dan Ibu Guru. Latar pada isi cerita adalah di taman. Waktu yang dilalui pada sore hari.
Dari penggalan cerita tersebut, diketahui ada empat orang siswa perempuan yang sedang asyik duduk santai di sebuah taman sambil menikmati kue namun selesai makan kue justru bungkus kue di buang begitu saja padahal di dekat mereka ada tong sampah. Ketika itu, ada Bapak Petugas Kebersihan yang melihat tingkah laku mereka dan segera menegurnya dengan santun bahkan langsung memberikan contoh pada mereka, namun teguran santun tersebut mereka abaikan bahkan sikap mereka begitu brutal seakan-akan kehilangan budi pekerti dalam akhlak mereka dan ini sangat miris pada kondisi peserta didik kita di sekolah. Mereka abaikan sikap kesopanan dalam menghargai orang yang lebih tua usianya dari mereka. Bahkan ucapan kasar dan lantang Nampak pada sikap siswa tersebut yang seharusnya itu tidak terjadi. Moral mereka harus diperbaiki sejak dini agar memori yang tersimpan tidak melekat pada moral yang kurang baik. Untunglah pada kejadian itu, sosok Guru mereka melihat dan mendengar sehingga Guru tersebut menghampiri keempat siswanya dan memberikan perhatian dengan penuh kasih sayang kemudian sang Guru memberikan penjelasan dengan menggunakan bahasa yang mudah menggugah hati mereka sehingga mereka menyadari bahwa sikap mereka tadi terhadap Bapak Petugas Kebersihan amatlah buruk dan salah. Jadi mereka segera mendatangi Bapak Petugas Kebersihan untuk segera meminta maaf dan berjanji akan memperbaiki sikap mereka dan mereka harus menghormati orang yang lebih tua dari usia mereka apapun profesinya, maka kita tidak boleh memilih orang di lihat dari pekerjaannya.
Berdasarkan hasil membaca komik ini, maka pembaca terutama guru maupun orang tua diharapkan untuk mampu meningkatkan kesadaran anak-anak mereka agar tidak meremehkan orang lain dan harus berlaku sopan, serta memperlakukan orang lain seperti bagaimana kita ingin diperlakukan dengan baik pula. Guru di sekolah tidak hanya mengajar secara kognitif saja melainkan harus menyentuh di aspek psikomotor dan afektifnya agar siswa memiliki jiwa social dan kepekaan yang tinggi akan sesuatu yang ada di sekitarnya. Guru pun dalam mengajar harus mampu memberikan contoh sebagai tauladan bagi siswanya dan menggunakan hati agar siswanya merasa nyaman, aman, dan selalu meniru hal yang positif dalam setiap tindakan maupun perkataannya. Pembelajaran yang menggunakan hati dan kasih sayang akan lebih melekat dan terasa bermakna bagi siswanya sehingga membuat siswa selalu happy dalam menerima pelajaran sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan semua guru memiliki cinta dalam memberikan berbagai macam pembelajaran di sekolah maupun di rumah untuk mengontrol semua peserta didiknya dan bekerjasama dengan semua orangtua agar generasi bangsa ini memiliki budi pekerti yang baik dan memiliki pengetahuan yang baik pula sebagai calon-calon pemimpin bangsa kelak.