Alprina Yanti, S.Pd.,Gr., (Duki No. 640)
Guru SD Inpres 20 Nuni, Manokwari Utara, Manokwari – Papua Barat
Dalam komik berjudul “Masa Depan Tidak Instan” diceritakan kisah dua sahabat karib sejak kecil bernama Surya dan Wisnu yang sudah duduk dibangku SMA kelas X. Namun, pemikiran Surya berbeda dengan Wisnu. Meski masih kelas X, Surya sudah mulai memikirkan tentang bagaimana masa depannya kelak. Sementara Wisnu hanya sibuk menghabiskan uangnya dengan bermain game.
Surya mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ia harus kuliah setinggi tingginya untuk menjadi sukses. Namun, ia tak ingin membebani orang tuanya menanggung biaya kuliahnya. Sejak saat itulah ia mulai menabung setiap uang jajannya meski sedikit. Ia sempat menasehati Wisnu agar mulai memikirkan masa depan dan mulai menabung, namun Wisnu meremehkan nasehat itu apalagi menabung hingga 3 tahun uang jajan yang tak seberapa itu juga tak akan mampu membayar uang masuk kuliah. Surya pun mulai menambah uang tabungannya dengan bekerja sebagai barista di sebuah kedai kopi. Ia pun mengajak Wisnu untuk bekerja di kedai itu tapi lagi-lagi Wisnu tak tertarik.
Tak terasa, mereka pun lulus ujian SMA dengan nilai cukup baik. Mereka mendaftar di universitas yang sama. Surya berhasil lulus dan sudah mempunyai tabungan yang cukup untuk biaya kuliah, tetapi Wisnu tidak berhasil lulus. Wisnu berpikir untuk masuk universitas swasta. Akan tetapi, pamannya tak mampu membayar biaya masuk universitas swasta. Akhirnya, ia berpikir untuk menunda kuliahnya. Wisnu sudah menyadari kesalahannya dan ia menceritakan kisahnya pada Surya, dan akhirnya Surya memberi pinjaman uang tambahan untuk biaya masuk kuliah swasta.
Beberapa pesan yang bisa kita ambil dari komik ini adalah:
- Jangan selalu bergantung kepada orang lain
- Berusahalah dengan sungguh-sungguh
- Jangan remehkan menabung sedikit demi sedikit karena kelak akan jadi bukit
- Manfaatkan sebaik mungkin apa yang sudah diberi
- Berikan nasehat terbaik untuk diri dan orang lain
- Tetaplah memberi bantuan sesuai dengan kemampuan kita